Notification

×

Iklan

Iklan

AL-WAHID Ramadan Bersama Asmaulhusna

14 Maret 2024 | Kamis, Maret 14, 2024 WIB | Last Updated 2024-03-14T04:41:31Z


Oleh : izzarohman

Makhluk berbilang, berpasang-pasangan, dan beragam-ragam. Makhluk pun berubah, silih berganti, dan timbul tenggelam. Manusia memerlukan keyakinan akan Tuhan Yang Esa untuk mendamaikan hati, pikiran, dan langkahnya dalam kehidupan. Penghambaan kepada yang banyak membingungkan dan melemahkan manusia. Penghambaan kepada yang esa menenteramkan dan memberi manusia energi.


Beruntunglah umat manusia. Rasul-rasul diutus dengan pesan kunci: mengajarkan penghambaan kepada Allah al-Wahid. Dalam al-Qur’an, enam kali Allah disebut dengan al-Wahid al-Qahhar. Misalnya di surah Shad ayat 65: Qul innama ana mundzirun wa ma min ilahin illa Allahul-Wahidul-Qahhar. Katakanlah (Muhammad): aku hanya seorang pemberi peringatan, sekali-kali tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa Maha Mengalahkan.


Allah benar-benar esa. Dia tidak terbagi, tidak ada yang serupa atau sepadan dengan-Nya, dan keesaan-Nya pun tidak sama dengan keesaan makhluk. Allah satu-satunya wujud; tak ada wujud yang haqq selain-Nya. Wujud yang lain bersifat semu dan bergantung pada wujud-Nya.


Allah esa dari segala segi. Dzat-Nya esa, selain-Nya adalah ciptaan-Nya. Sifat-sifat-Nya esa: manifestasi sifat-Nya tidak sama dengan manifestasi sifat makhluk. Perbuatan-Nya esa: Dia tidak membutuhkan bantuan apa pun dari selain-Nya dalam tindakan-Nya. Perintah-Nya esa: Dialah satu-satunya yang memiliki kewenangan, yang tidak didikte oleh yang lain, dan tidak ada perintah selain perintah-Nya yang berlaku. Nama-nama-Nya esa: tak ada yang dapat diatributi dengan nama indah-Nya dalam pengertian hakiki selain-Nya.


Allah ilah yang satu. Dialah satu-satunya yang patut disembah, tanpa sandingan, tandingan, ataupun bandingan. Allah satu-satunya rabb, malik, dan ilah. Dialah satu-satunya yang menciptakan, memiliki, dan mengatur alam semesta. Dialah yang tunduk kepada-Nya segala selain-Nya, yang manusia semestinya taat secara mutlak kepada-Nya. Tak ada yang berhak manusia sembah selain-Nya.


Hamba al-Wahid tumbuh menjadi pribadi yang merdeka dari makhluk dengan bersandar kepada Allah. Ia damai dengan taat kepada Allah. Ia fokus pada orientasi hidup dengan ibadah secara ikhlas. Ia tidak dirisaukan oleh pergantian dan perubahan pada alam dan lingkungan.


“Ya Allah, ampunilah kami, bimbinglah kami, dan berilah kami ketenangan. Engkaulah al-Wahid, kepada-Mu semua bergantung, rahmat-Mu sungguh tak terhitung. Pada rahmat-Mu kami ingin berlabuh, janganlah biarkan kami menjauh.”

=