Kepala
Dinas Pendidikan Menengah, Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora)
Kabupaten Cianjur, Helmi mengatakan, berdasarkan data, jumlah lulusan SMA tahun
ini mencapai 32.120 siswa.
Namun
jumlah siswa yang melanjutkan studi ke SMA atau SMK sederajat hanya sebanyak
30.540 siswa. “Jadi ada 1.580 siswa yang tidak melanjutkan studi, Entah putus
sekolah atau tidak melanjutkan studi secara resmi,” ujarnya, Jumat (11/3).
Menurut Helmi, dari 1.580 siswa, 1.022 memilih
melanjutkan studi secara informal Pondok Pesantren dan 558 siswa putus sekolah
atau tidak melanjutkan pendidikan sama sekali. “Tapi itu data sebelumnya, kemungkinan
itu mengecil karena ada yang kita minta untuk melanjutkan pendidikan formal
atau plan C,” ujarnya.
Helmi
menambahkan, jumlah mahasiswa putus kuliah “Masih sangat tinggi karena faktor
ekonomi, Jadi untuk SMA atau SMK selalu dipungut biaya, berbeda dengan SD dan
SMP yang program wajib belajarnya gratis. Makanya banyak masyarakat yang
terkendala biaya,” katanya.
Namun, ia menambahkan jumlah siswa putus
sekolah tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. “Tahun lalu, 4.400
siswa putus sekolah, Tahun ini jumlah siswanya sebanyak 1.589 orang,” katanya.
"Namun
yang menjadi kekhawatiran kami adalah bagaimana ke depan, tahun demi tahun,
masyarakat akan melanjutkan pendidikannya Tidak ada siswa yang putus sekolah
sebelum fasilitas SMP Cianjur,” tambahnya.
Sementara
itu, Kepala SD Dinas Pendidikan dan Pemuda Kabupaten Cianjur Aripin mengatakan,
di tingkat dasar, semua melanjutkan studi hingga sekolah menengah.
"Tahun ini seluruh siswanya berpindah
dari SD ke SMP. Angkanya masih dihimpun. Tapi dari setiap laporan Kordik, tidak
ada siswa yang putus sekolah di jenjang SD tersebut," ujarnya.
(Nabila M/Dyl)