Notification

×

Iklan

Iklan

Dinas Kependidikan Surabaya Sampaikan 4 Aspek Pembentukan Karakter Siswa dalam Melawan Praktik Bullying

02 Oktober 2023 | Senin, Oktober 02, 2023 WIB | Last Updated 2023-10-02T06:47:57Z


 Serambiupdate.com - Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya lakukan 4 langkah dalam menekan dan mencegah praktik Bullying dan kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh para siswa. Aspek tersebut mencakup Guru Responsif, Manajemen Kelas, Penguatan Religi, dan Pembentukan Karakter siswa lewat LDKS. (02/10/2023)

 

Yusuf Masruh selaku Kepala Dispendik Surabaya menyampaikan 4 aspek Langkah ini kepada para guru-guru serta tenaga Pendidikan yang ada di sekolah-sekolah dalam menekan maraknya kasus Bullying dan Kekerasan di lingkungan Pendidikan di wilayah Surabaya.

 

Langkah pertama yang harus dilakukan menurut Yusuf Masruh adalah guru harus lebih responsive dan selalu waspada terhadap perubahan perilaku para siswanya. Ketika terdapat perubahan fisik dan sikap siswa yang mencolok, guru harus dapat mampu memperhatikan dan mengubahnya menjadi lebih baik.

 

“Guru harus responsive dalam memperhatikan perubahan perilaku para anak didiknya, baik dari perilaku dan penampilan siswa yang mencolok, dan ketika siswa berkerumun saat jam istirahat. Guru harus memantau dan paham akan penyebab Ketika terdapat kerumunan siswa yng tidak biasa dan mencurigakan, karena kegiatan kekerasan tersebut pasti sudah direncanakan sehingga dapat ditindak sebelum terjadi.” Ucap Yusuf.

 

Aspek kedua menurut Yusuf yaitu pengaturan manajemen waktu kelas, dimana guru harus dapat mengatur waktu kegiatan belajar mengajar dengan baik, terutama saat jam pergantian kelas agar tidak terlalu lama kosong karena dikhawatirkan dapat menjadi celah bagi siswa melakukan praktik kegiatan Bullying.

 

 

 

 

 

 

“Manajemen KBM di kelas juga harus diatur dengan sangat baik, terutama saat jam pergantian Pelajaran. Agar guru dapat bisa mempercepat sehingga tidak ada jam kosong yang terlalu lama yang dapat memberi celah kepada para siswa melakukan praktik Bullyng dan kekerasan dengan temannya yang lain, meskipun hanya bercanda. Jika ada guru yang berhalangan hadir, guru piket atau wali kelas harus bisa menggantikan guru tersebut sehingga tidak ada jam kosong.” Ucapnya.

 

Aspek ketiga adalah penguatan Religi dengan kegiatan-kegiatan beragama dalam meningkatkan pemahaman para siswa mengenai Tindakan kekerasan yang dilarang keras oleh ajaran agama. Serta penanaman jiwa nasionalisme melalui game yang telah pihak sekolah siapkan.

 

“Penanaman sikap nasionalisme akan kami lakukan lewat sebuah permainan edukasi yang dibawakan oleh para guru, baik guru maple, BK ataupun guru olahraga dengan permainan yang bertemakan Sejarah nasional dan juga pengetahuan berkebangsaan.” Tuturnya.

 

Aspek terakhir adalah pembentukan karakter siswa melalui kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS). Lewat  kegiatan LDKS, siswa diharapkan bisa mengenal satu sama lain dan saling menjalin hubungan kebersamaan antar siswa dan menguatkan ikatan pergaulan mereka. Serta didik akan kesadaran dan kebijakan anti perundungan dan kekerasan lewat peran orang tua dan lingkungan.

 

“Melalui kegiatan LDKS, karakter dan pribadi positif dari siswa akan terbentuk, sehingga mereka dapat menjalin hubungan sosial dan pertemanan dengan teman-temannya dengan baik. Selain itu peran orang tua juga sangat penting dalam pembentukan karakter siswa. Jika para orang tua memiliki saran, akan baiknya bila disampaikan langsung ke pihak sekolah sehingga nanti akan diolah sekolah sehingga dapat dilaksanan dengan baik tanpa haru membahas anggaran dan biaya.” Pungkasnya

 

Yusuf juga telah berkoordinasi dengan DP3A-PPKB Surabaya dalam memberikan edukasi kepadan para siswa akan bahaya dan sanksi Bullying dan kekerasan dilingkungan sekolah dengan memperkuat organisasi-organisasi disekolah seperti OSIS dan lainnya. Diharapkan kedepannyanya perilaku negatif ini dapat dihilangkan dalam mencipkatan lingkungan sekolah yang nyaman, aman dan tertib.

 

(GJF)
=