Notification

×

Iklan

Iklan

Rektor Uhamka Sampaikan Perlunya Kolaborasi Riset dan Visiting Professor untuk Wujudkan PTMA Go International

07 Juni 2023 | Rabu, Juni 07, 2023 WIB | Last Updated 2023-06-08T02:18:19Z


Serambiupdate.comUniversitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) menjadi tuan rumah dalam acara Memorandum of Understanding (MoU) Signing between Ibadat International University Islamabad 24 Muhammadiyah and Aisyiyah Higher Educations and Hybrid Visiting Professor yang dilaksanakan secara daring melalui live streaming YouTube dan luring di Aula A.R. Fachrudin lantai II, Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Uhamka, Rabu (7/6).

 

Acara MoU ini turut dihadiri oleh Prof. Gunawan Suryoputro selaku Rektor Uhamka, Anisia Kumala selaku Wakil Rektor I Uhamka, Desvian Bandarsyah selaku Wakil Rektor II Uhamka, Prof. Nani Solihati selaku Wakil Rektor III Uhamka, Muhammad Dwifajri selaku Wakil Rektor IV Uhamka, Purnama Syae Purrohman selaku Kepala Unit Kerja Sama Uhamka, Prof. Syed Amir Gilani selaku Rektor Ibadat International University Pakistan, Haider Ajaib selaku Advisor Chairman (BOG) Ibadat International University Islamabad Pakistan, 24 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah, serta segenap stakeholders Uhamka lainnya.

 

Prof. Gunawan Suryoputro selaku Rektor Uhamka saat diwawancarai menuturkan bahwa dengan adanya Ibadat International ini maka dapat dilakukan juga untuk kolaborasi riset bersama para dosen termasuk visiting professor. Maka dari itu, perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) harus go international dalam meningkatkan kualitasnya dengan melakukan berbagai kerja sama antar Perguruan Tinggi lainnya.

 

“Uhamka sudah merepresentasikan dan dapat melakukan MoU di berbagai bidang mulai dari study mobility, studi lanjut, serta research dan publikasi yang sudah memiliki mitra-mitra di luar negeri sehingga jika ditambah dengan adanya Ibadat International maka dapat dilakukan juga untuk kolaborasi riset bersama para dosen termasuk visiting professor. Maka dari itu, perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) harus go international dalam meningkatkan kualitasnya dengan melakukan berbagai kerja sama antara Perguruan Tinggi lainnya,” tutur Prof. Gunawan.

 

Dilain pihak, Fadillah Sabri selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung mengatakan bahwa MoU ini adalah hal yang sangat positif sehingga pihaknya akan segera melaksanakan program yang tidak hanya melaksanakan MoU tetapi juga MoA yang sudah ditandatangani.

 

“Pakistan merupakan negara berkembang sama seperti kita tetapi mereka lebih maju dalam hal pendidikan tinggi. Oleh karena itu, kegiatan ini adalah hal yang sangat positif sehingga kami akan segera mengeksekusi program ini tidak hanya sekedar MoU tetapi juga MoA yang sudah kami tandatangani. Saya juga belajar dari Uhamka bagaimana Uhamka berkembang menjadi sebuah Universitas yang sudah bisa menyaingi ataupun setara dengan kampus-kampus Muhammadiyah dan beberapa perguruan tinggi besar lainnya sehingga kami akan membangun gerakan International University,” ujar Fadillah.

 

Di sisi lain, Nurdin selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Jambi menyampaikan harapannya bahwa kegiatan MoU ini dapat menjadi pemantik bagi perguruan tinggi lain sekaligus menghadirkan beberapa prospek yaitu diantaranya pertukaran mahasiswa, pengadaan riset antar dosen, serta visiting professor.

 

“Kami berterima kasih kepada Uhamka karena telah difasilitasi kegiatan international PTMA sehingga kita berharap hal ini menjadi salah satu pemantik di perguruan tinggi dengan menghadirkan prospek yaitu pertukaran mahasiswa, join riset antar dosen, visiting professor yang sangat dibutuhkan sekali dalam menambah literasi di dalam perguruan tinggi Muhammadiyah sehingga kami akan terus menggali apa yang harus dilakukan ke depannya,” jelas Nurdin.

 

Sementara itu, Muhammad Ali selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Sorong mengucapkan bahwa terdapat peluang yang akan terjadi berkaitan dengan hal penelitian dan juga pertukaran mahasiswa sesuai dengan kebijakan pemerintah.

 

“Dalam rangka membangun kerja sama dengan Universitas yang ada di Pakistan dan juga beberapa Perguruan Tinggi lainnya, banyak peluang yang akan terjadi berkaitan dengan hal penelitian dan juga pertukaran mahasiswa sebagaimana kebijakan pemerintah bahwa boleh mengemban dua semester di luar kampus,” ucap Muhammad Ali.

=