Notification

×

Iklan

Iklan

Rektor Uhamka: Pentingnya Peran Perempuan untuk Penguatan Islam Washatiyyah

31 Desember 2022 | Sabtu, Desember 31, 2022 WIB | Last Updated 2022-12-31T03:09:49Z

 


Serambiupdate.com
 - Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Jakarta Selata dan Aisyiyah Uhamka Bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka), Aisyiyah komunitas Uhamka, Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar seminar nasional yang mengangkat tema Perempuan Muhammadiyah dan Islam Wasathiyyah dengan judul Peran Perempuan Muhammadiyah dalam Penguatan Islam Wasathiyyah di Indonesia, diselenggarakan di Aula lantai 4 Kampus A Uhamka Limau, Jumat (30/12).

 

Kegiatan ini dihadiri oleh Prof Gunawan Suryoputro selaku Rektor Uhamka, Lelly Qodariah selaku Warek III Uhamka, Ai Fatimah Nur Fuad selaku Associate Professor Fakultas Ilmu Agama (FAI) Uhamka, Wachid Ridwan selaku Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Malaysia (UMAM), Prof Alimatul Qibtiyah selaku Komnas Perempuan, Guru Besar Kajian Gender UIN Yogyakarta, Muhammad Abdullah selaku Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT RI, segenap Stakeholder Uhamka, dan peserta seminar.

 

Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi perempuan yang moderat tentu sangat prihatin dengan Tindakan intoleran, kekerasan dan kebencian terhadap yang berbeda. Dengan hal ini PDNA Jakarta Selatan mengajak seluruh elemen untuk menjadi garda depan dalam menggerakkan dan menyebarkan konsep Islam Washatiyyah, yaitu Islam yang Rahmatan Lil Alamin, Islam yang penuh kasih sayang, indah dan bijaksana dalam menghadapi perbedaan serta dunia global dan segala permasalahannya yang kompleks.

 

Prof Gunawan Suryoputro selaku Rektor Uhamka mengungkapkan peran perempuan ‘Aisyiyah sangat penting dalam penguatan Islam Washatiyyah di Indonesia, hal ini sudah tidak perlu diragukan sejak Siti Walidah menobatkan dirinya dari awal.

 

“Tema ini merupakan hal yang sangat penting untuk kita semua, terkait dengan penguatan Islam Washatiyyah di Indonesia dan dikaitkan dengan perempuan, yang sebetulnya peran perempuan ‘Aisyiyah ini sudah tidak perlu diragukan lagi sejak Siti Walidah berinisiasi dari awal,” ujar Prof Gunawan.

 

Dirinya juga berharap dengan adanya peran perempuan dalam penguatan Islam Washatiyyah bisa menahan sekaligus memberikan pencerahan untuk saudara-saudara muslim yang terlalu ekstrim dalam bersikap, memiliki pandangan yang keras dan keyakinan yang tidak merajut pada perdamaian.

 

Di kesempatan yang sama, Ai Fatimah Nur Fuad selaku narasumber menyampaikan bahwa Wasathiyyah merupakan sesuatu yang penting untuk dipahami dan diimplementasikan dalam kehidupan, khususnya sebagai seorang perempuan. Dengan adanya Islam Wasathiyyah, maka umat muslim dapat merumuskan ideologi yang jelas dan kuat serta dapat membentuk sikap dan pergerakan yang baik.

 

“Istilah Islam Wasathiyah ini telah muncul dalam keseharian kita sebagai seorang muslim, seperti dalam Al-Qur’an, Hadits, dan sebagainya. Maka penting bagi kita untuk mengamalkan dan mendalami makna dari Islam Wasathiyah itu sendiri. Islam Wasathiyah dapat menjadi dasar dari ideologi-ideologi yang kuat untuk kedepannya. Umat muslim juga dapat menciptakan sikap dan pergerakan yang baik,” tuturnya.

=