Notification

×

Iklan

Iklan

Uang dan Kebahagiaan Hidup

20 Maret 2022 | Minggu, Maret 20, 2022 WIB | Last Updated 2022-03-20T03:07:00Z


Oleh : Annisa Avriliyanti 

Mahasiswa FEB Uhamka


Permasalahan kehidupan di dunia ini baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan diawali dari persoalan uang. Terlalu banyak uang, tidak menjamin seseorang merasakan bahagia dalam hidupnya, dan sebaliknya dengan uang seadanya namun diiringi dengan rasa bersyukur, ternyata mampu menciptakan kebahagiaan seseorang dalam kehidupan. Fakta yang teramati, banyak pejabat yang mengawali karirnya dengan cemerlang tanpa disadari ternyata gara-gara uang mengantarkan mereka masuk ke penjara.


Uang akan mampu mengatur segalanya menjadi nyata. Dalam dunia bisnis; uang sering berfungsi ganda, di satu sisi sebagai alat pembayaran, namun di sisi lain uang berfungsi sebagai alat untuk melakukan negosiasi. Demikian juga dalam dunia politik, uang sering digunakan sebagai alat perjuangan politik praktis.


Tidak mau ketinggalan pula pada sektor publik birokrasi pemerintah, uang sering digunakan sebagai alat untuk membeli jabatan guna memperoleh kekuasaan. Dalam dunia peradilanpun uang sering digunakan untuk membeli hukum. Seolah uang telah menjadi panglima dan juru selamat dari semua permasalahan kehidupan, uang memang bukan segalanya, tetapi tanpa uang segalanya bisa menjadi tak bermakna. Paradoks tentang Uang Uang dapat membeli sebuah rumah, tapi bukan tempat tinggal, uang dapat beli sebuah tempat tidur tapi tidak tidur, uang dapat beli sebuah jam, tapi bukan waktu, uang dapat beli sebuah buku, tapi bukan pengetahuan.


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa uang bukanlah segalanya, dan uang sering mengakibatkan seseorang terjerumus pada nafsu kemurkaan yang berujung pada kesedihan dan penderitaan. Oleh karena itu, waspadalah terhadap persoalan uang, karena uang

adalah barang langka yang akan diperebutkan oleh semua orang. Ada dengan cara-cara yang santun dan terpuji, namun ada juga yang mencarinya dengan cara tamak, bahkan ada pula yang menghalalkan dengan segala cara.

Uang sering digunakan sebagai alat politik untuk meraih tahta kekuasaan, sehingga setelah ia meraih kekuasaan, yang ia pikirkan adalah bagaimana uang yang telah ia korbankan untuk meraih jabatan bisa secepatnya kembali dan bila perlu plus keuntungan yang berlimpah sebagai upaya menumpuk kekayaan. Kalaulah fakta ini yang terjadi maka negeri ini selamanya akan mengalami kesulitan dan penderitaan. Karena para pemimpinnya telah gila kekuasaan dan gila uang, maka rakyatnyapun akan mabuk dengan uang.


Mengelola Kehidupan Kita semua berhak untuk menikmati hidup yang telah diberikan Tuhan sebagai mahluk yang paling mulia di muka bumi ini. Sejatinya, kita semua berhak untuk bahagia, menikmati hidup, mengabdi sepenuh hati dan melayani manusia sepenuh jiwa. Mari kita sama-sama melakukan evaluasi dan introspeksi diri di sekitar kita, mengapa ada orang yang mampu meraih kebahagiaan dan ada orang yang tidak mampu meraih kebahagiaan. Karena itu mengelola kehidupan jauh lebih besar dan lebih penting dari mengelola karier. Sehingga siapa saja yang memegang jabatan, harus dapat menjaga diri mengelola hidupnya dengan baik agar tidak masuk penjara dan menghindari diri dari melakukan tindakan yang tidak mulia.


Ada tiga pertanyaan yang berkaitan dengan masa depan untuk meraih kebahagiaan.

Pertama, bagaimana meraih bahagia dalam hidup? Kedua bagaimana cara kita menata hubungan dengan pasangan hidup dan keluarga agar jalinan kasih satu sama lain dapat menjadi sumber kebahagiaan yang tidak terputus. Ketiga bagaimana kita dapat menjaga diri agar tidak terlibat kasus yang merugikan diri sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agama.


Jika kita mampu menjawab dan menterjemahkan ketiga pertanyaan tersebut dalam wujud nyata kehidupan sehari-hari maka kita akan mampu meraih kebahagiaan yang sejati. Karena itu kita haruslah memahami bahwa uang bukanlah alat motivasi yang ampuh untuk menjamin kebahagiaan hidup seseorang.


=