Notification

×

Iklan

Iklan

Perubahan Selalu Ada, Teknologi Hadir Untuk Memberikan Solusi

09 Maret 2022 | Rabu, Maret 09, 2022 WIB | Last Updated 2022-03-09T03:06:00Z


 

Oleh : Shiva Azzahra Muliasa

Mahasiswa FEB Uhamka



    Pandemi telah melumpuhkan sector pariwisata dunia, termasuk indonesia. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dibarengi dengan larangan bepergian, penutupan tempat wisata, pembatasan jumlah pengunjung, serta penerapan prokes ketat selama 20 bulan terakhir, telah sangat menantang industry pariwisata dalam negeri. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencatat hingga akhir 2020 total kerugian sector pariwisata akibat pandemic COVID-19 mencapai lebih dari Rp 10 triliun.


    Percepatan program vaksinasi oleh pemerintah telah menjadi titik terang akan bangkitnya industri pariwisata dalam negeri. Namun, harapan untuk Kembali pada kondisi normal tentu tidak mudah. Bagi industri pariwisata dan juga sektor lain, inovasi, kolaborasi dan kelincahan (agility) menjadi syarat yang harus dipenuhi untuk bisa Kembali pulih.


Perubahan cepat dalam 20 bulan

    Dalam 20 bulan terakhir, industri dituntut melakukan transisi agar mampu menavigasi pembatasan yang diberlakukan, baik itu beralih ke aturan “Work From Home”, pemesanan makanan hanya untuk dibawa pulang, penerapkan pelacakan dan penelusuran (track and trace) gerakan masyarakat, meningkatkan kehadiran e-commerce atau memperluas opsi pembayaran cashless.


    Demikian halnya dengan industri penerbangan, yang berarti memangkas jumlah penerbangan seminimal mungkin dan bekerjasama dengan pemerintah untuk mengoordinasikan jadwal penerbangan dan akses masuk ke fasilitas karantina. Protokol Kesehatan seperti wajib masker, pengecekan suhu tubuh dan hasil tes negatif telah dengan cepat menjadi prosedur operasional standar, membutuhkan peralatan baru, perangkat lunak untuk pelacakan dan penyesuaian lainnya.


    Penyedia akomodasi menghadapi tantangan yang berbeda. Di Indonesia dan negara lain, pembatasan perjalanan menyebabkan anjloknya tingkat okupansi serta rendahnya tarif menginap per malam. Sejumlah hotel pun berinovasi dengan menawarkan fasilitas isolasi mandiri. Hal ini mewajibkan mereka untuk menyediakan fasilitas pendukung sesuai syarat Kesehatan yang berlaku.


    Program vaksinasi berkembang dengan kecepatan yang berbeda, namun industri pariwisata telah melihat beberapa indikasi positif. Perjalanan domestik telah dibuka Kembali di beberapa negara seperti dibukanya perjalanan internasional di Eropa, koridor perjalanan yang aman di Singapura, dan Amerika Serikat yang menerima kunjungan wisatawan dari negara lain. Masih ada pertanyaan tentang kapan perbatasan akan dibuka sepenuhnya, namun Sebagian besar berharap peningkatan perjalanan internasional dapat Kembali normal pada 2022.


    Industri pariwisata perlu mempersiapkan lanskap perjalanan yang berubah secara radikal, dimana banyak perubahan yang terjadi di tahun lalu kini menjadi praktik standar dan sistem baru juga dikembangkan. Di sinilah teknologi dan pendekatan yang benar-benar kolaboratif akan menjadi kuncinya. Para pelaku industri harus bekerjasama dengan pemerintah, pakar dan sektor lain untuk berbagi wawasan, menerapkan teknologi dan menemukan cara efektif untuk bekerja di era new normal.




=