Notification

×

Iklan

Iklan

Merespons Kurikulum Merdeka Belajar, PCM Kemang Bogor Menggelar Seminar Pendidikan

29 Maret 2022 | Selasa, Maret 29, 2022 WIB | Last Updated 2022-03-29T13:13:34Z


Serambiupdate.com
- Pimpinan Cabang Muhamamdiyah (PCM) Kemang, Bogor bekerja sama dengan Muhammadiyah Boarding School Ki Bagus Hadikusumo menggelar Seminar Nasional Pendidikan pada Sabtu (26/3). 


Kegiatan ini mengangkat tema Kurikulum Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Menteri Nadiem Makarim. Seminar ini turut mendatangkan narasumber dari Komisi X DPR dan praktisi pendidikan.


Tujuan dilaksanakannya seminar ini berguna untuk memantik diskursus dan merespons isu pendidikan, dalam hal ini Kurikulum Merdeka Belajar yang diterapkan 2022 mendatang.

 

Menurut Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, Alpha Amirrachman mengatakan bahwa kebijakan pilihan-pilihan kurikulum absurd karena kenyataan di lapangan sekolah mendapatkan tekanan untuk melaksanakan Kurikulum Merdeka. 


”Kemendibudristek hanya memberikan pendampingan dan anggaran bagi sekolah-sekolah tertentu saja yang mengikuti program Sekolah Penggerak. 

Kalaupun Kurikulum Merdeka ini dianggap berhasil, bisa jadi karena dukungan pelatihan dan anggaran bagi sekolah tertentu saja, yaitu Sekolah Penggerak, bukan semata karena kurikulumnya,” ujar Alpha.

 

Alpha menambahkan sekolah-sekolah yang tidak menjadi Sekolah Penggerak bisa saja menerapkan Kurikulum Merdeka. Namun, harus menghitung dan mempersiapkan mitigasinya berupa ketersediaan dukungan pelatihan dan anggaran secara mandiri selama dimungkinkan.

 

Sementara itu, Fahmy Alaydroes selaku Komisi X DPR RI menuturkan, Kemendikbudristek harus memberikan narasi yang tepat pada setiap kebijakannya

 

”Dalam konteks ini, naskah akademik merupakan keniscayaan sebagai konsep yang menjadi landasan formulasi kebijakan. Demikian juga terkait kurikulum Merdeka Belajar, menurut saya Komisi X tidak pernah mendapatkan penjelasan yang utuh,” ucap Fahmy.

 

Fahmy juga menambahkan, bahwa sampai saat ini Komisi X juga belum membicarakan RUU Sisdiknas yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat. Naskah Akademik dan RUU Sisdiknas sudah tersebar luas secara tidak resmi di tengah masyarakat, namun  pihak Komisi X sampai saat ini belum pernah mendapatkan dokumennya secara resmi. 


Agus Syarifuddin sebagai praktisi pendidikan menjelaskan peluang dan tantangan penerapan Kurikulum Merdeka.


 “Peluangnya beban belajar siswa berkurang, pengembangan minat dan bakat, lebih kolaboratif dan kompetitif.  Tantangannya sekolah harus keluar dari zona nyaman selama ini, perlu juga ada kesamaan persepsi dan juga anggaran serta dukungan yang memadai,” jelas Agus.

 


=