Notification

×

Iklan

Iklan

Strategi Digital Marketing Era Pandemi

07 Desember 2021 | Selasa, Desember 07, 2021 WIB | Last Updated 2021-12-07T03:07:00Z

 



 

Oleh : Liza Sania Andrayani

Mahasiswa STIE JIC

 

Pandemi covid-19 adalah masa krisis bukan hanya masalah Kesehatan  namun juga berdampak pada masalah ekonomi. sebab terjadinya perubahan gaya hidup dan cara bersosialisasi sehingga mengganggu perekonomian negara. Berbagai kegiatan yang harus dirumahkan seperti sekolah, bekerja dan lain sebagainya. Hingga mengganggu aktifitas transportasi sekalipun.

Beberapa perusahaan besar terkena dampak, seperti yang terjadi pada salah satu restoran cepat saji yaitu KFC, yang harus menutup 115 gerai, dan hampir 10 ribu karyawannya yang harus terdampak. antara lain, sebanyak 4.988 karyawan dirumahkan, sementara itu 4.847 karyawan di potong gaji. Tempat perbelanjaan besar seperti Matahari dan Giant pun terkena imbasnya, Matahari sendiri mengalami kerugian sebanyak 95 miliar sehingga harus menutup 13 gerai nya, sedangkan Giant mengalami kerugian sebesar 1,2 Triliun, tak dapat bertahan ditengah krisis ini gerai Giant pun ditutup di seluruh Indonesia. Lantas bagaimana nasib para pelaku usaha UMKM ?

Ditengah situasi yang serba dibatasi ini, masyarakat dianjurkan untuk tetap dirumah saja, dan meminimalisir kegiatan diluar rumah, sehingga kegiatan jual beli tatap muka berkurang frekuensi nya, hal ini sangatlah berdampak pada kegiatan ekonomi seperti di pasar atau di pusat perbelanjaan lainnya, sehingga aktifitas yang serba online berkembang pesat peminatnya.

Dilansir oleh CNN Indonesia, warganet Indonesia menduduki peringkat pertama terbanyak melakukan belanja online di dunia, menurut data yang dihimpun oleh Global Web Index dan dirangkum oleh We Are Social and Hootsuite, sebanyak 86% pengguna internet Indonesia melakukan belanja online. Pada tanggal 8 April 2020 Anies Baswedan selaku gubernur DKI Jakarta menyiapkan system belanja online di 105 pasar selama PSBB.

Di tengah pandemi yang saat ini tengah melanda, bisnis E-commerce sangat menjanjikan melihat proyeksi pertumbuhan naik 33,2% pada tahun ini, sehingga mencapai 337 Triliun. Temasek dan Bain & Company soal e-Conomy 2020 menyebutkan bahwa, waktu yang disediakan orang untuk masuk ke platform online shop sepanjang terjadinya pandemi dari semula 3,7 jam/hari menjadi 4,7 jam/hari ketika terjadi lockdown dan menjadi 4,2 jam/ hari setelah lockdown berakhir

Menurut Analytic Data Advertising (ADA) aktifitas belanja online ini naik hingga 400% sejak Maret 2020 akibat pandemi. Tercatat sebanyak 98,3 juta transaksi pembelian lewat E-commerce. Sebanyak 89% konsumen belanja karena pengaruh iklan di social media, inilah alasan mengapa strategi Digital Marketing menjadi primadona di kala pandemi seperti ini, selain mempermudah proses periklanan juga menghemat waktu dan tenaga, strategi ini juga dapat memperluas jangkauan pasar bukan hanya di lingkungan sekitar namun juga punya peluang untuk menyentuh pasar global.

=