Notification

×

Iklan

Iklan

Kebiasaan Membuang Sampah

13 November 2021 | Sabtu, November 13, 2021 WIB | Last Updated 2021-11-13T06:10:48Z


Diya Putri Anandri

Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIKES Uhamka


Kebiasaan membuang sampah di sembarangan tempat telah tertanam di benak orang Indonesia sejak masih usia dini. Bagaimana tidak orang tua secara tidak sadar mengajarkan cara membuang sampah yang tidak benar kepada anak-anak mereka. Itu bisa dilihat dari cara mereka dengan gampang melempar sebungkus sampah ke sungai atau di depan rumah yang dianggap hal lumrah. Masyarakat kita secara umum mempunyai kesadaran yang rendah dalam hal memikirkan konsekuensinya.


Parahnya lagi kebiasaan tersebut oleh sebagian besar masyarakat kita tidak dianggap sebagai sesuatu yang salah. Sampah yang tertumpuk di sungai akan menyumbat aliran air dan dengan hanya sedikit curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya atau air kiriman dari daerah yang lebih tinggi, banjir sudah tidak bisa dielakan lagi. Yang disalahkan pasti pemerintah yang tidak becus.


Kurangnya kesadaran untuk mendidik dan memberikan contoh adalah hal yang perlu diperbaiki dan akan membutuhkan waktu yang lama supaya kesadaraan akan kebersihan dapat terciptakan.


Kebiasaan untuk hidup sehat dan bersih tidak terlalu menjadi prioritas masyarakat karena masih banyak hal-hal yang lebih penting antara lain seperti memikirkan bagaimanamenyediakan makanan sehari-hari di atas meja atau lantai untuk keluarga, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya.


Menurut opini saya, orang kaya biasanya lebih bersih dan tidak membuang sampah sembarangan (hanya) di rumah mereka. Masih banyak kebiasaan orang kaya yang kalau udah di luar rumah atau lingkungan mereka, tetap saja membuang sampah sembarangan. Tidak sedikit saya lihat botol aqua kosong yang melayang keluar dari pintu kaca mobil di dalam jalan tol.


Menjaga kebersihan di dalam mobil itu baik, tapi bisa kan kalau sampah itu jangan dibuang keluar dari mobil yang sedang melaju di jalan umum. Tidak salah kalau sediakan kantong sampah di dalam mobil, setelah sampai di tempat tujuan kantong sampah tersebut bisa dibuang ke tempat yang semestinya.


Yang menjadi pertanyaan kenapa sih orang yang punya mobil bisa jaga kebersihan di dalam mobil mereka dan tidak begitu peduli dengan kebersihan di jalan tol atau di jalan-jalan umum? Botol kosong yang berterbangan tidak hanya akan membuat mata sakit kalau pas kita ada di belakangan mobil mereka, tapi kemungkinan besar akan menyebabkan kecelakaan lalu lintas.


Yang kita butuhkan itu adalah kesadaran diri untuk mau hidup sehat dan bersih, bukan hidup bersih karena takut dikenai denda sama Jokowi. Berapapun besarnya denda, tetap saja orang akan curi-curi untuk buang sampah sembarangan, lagian kalau ketangkap, apakah dendanya akan masuk ke Pemprov DKI? Ini akan membuka peluang baru untuk korupsi. Pertanyaannya siapa yang akan menjadi petugas untuk melakukan denda terhadap orang yang membuang sampah sembarang?


Jika hanya mengandalkan petugas saja, saya rasa tidak akan terlalu efektif karena berapa petugas yang harus ditempatkan di tempat-tempat umum? Pembuangan sampah sembarangan itu tidak hanya di tempat umum saja, tapi semuanya bermula dari lingkungan hidup sekitarnya.


Melibatkan masyarakat umum untuk membantu menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing secara umum akan lebih efektif dan efisien. Masyarakat harus berani menegur orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan membuat sampah sembarangan. Sering kali hal-hal seperti ini tidak akan terjadi karena masyarakat meraka kalau negur orang yang dikenal kan jadinya gak enak dan akan dimusihi, kalau negur orang yang tidak dikenal malah akan terjadi percecokan atau malah terjadi perkelahian.


Pemerintah Pemprov DKI dan Pusat harus secara rutin melakukan kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya akan membuahkan hasil yang diinginkan.


Saya selalu ajarkan cara buang sampah yang benar terhadap anak-anak saya baik di rumah atau di tempat umum. Di rumah, saya sediakan dua jenis tong sampah, satu untuk pembuangan sampah organic dan satunya lagi buat sampah yang bisa didaur ulang.


Pernah sekali saya bawa anak saya ke Indonesia, dia tanyain saya kenapa sih ibu itu main lempar kantong sampah sembarangan? Saya perhatikan dan memang benar sampah ada dimana-mana, yang absen dari situ adalah tong sampah. Mungkin sebulan sekali atau kalau lagi punya perasaan menyenangkan baru masyarakat mengumpulkan dan membakar sampah-sampah yang ada di sekitar rumah mereka.


Masyarakat yang hidup di bantaran sungai akan dengan mudah membuang sampah ke dalam sungai dari pada harus buang ke dalam tong sampah. Kebiasaan ini telah dilakukan bertahun-tahun. Lagian tidak akan memakan waktu banyak untuk melemparkan sekantong sampah ke sungai. Kekurangan yang lain karena tidak tersedianya tong sampah yang cukup oleh pemerintah dan adanya iuran sampah bulanan.


Bukan rahasia umum lagi kalau ada tanah kosong yang tidak ditempati, dipenuhi oleh sampah-sampah. Biasanya masyarakat akan keluar malam-malam, diam-diam atau cari waktu sepi untuk membuang sampah ke tanah kosong tersebut. Jika satu orang lempar sampah disitu, orang lain akan pada ikutan, dan tidak disadari tanah yang kosong sebelumnya telah dipenuhin sampah se gunung, kemudian masalah bau sampah yang menyengat akan mengikuti.


Harusnya Pemprov DKI atau pemerintah pusat menyediakan tong sampah gratis untuk semua masyarakat yang tidak mampu dan masyarakat tidak dipunggut biaya iuran sampah, dengan begitu sampah akan diambil pada jadwal yang ditentukan.


Petugas kebersihan tahu betul rumah mana yang bayar iuran sampah dan yang mana yang tidak, sehingga hanya mengambil sampah dari tempat-tempat tertentu. Pemerintah jangan hanya memberikan penghargaan untuk RT, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi yang bersih saja, penghargaan ini harus diberikan kepada individual yang berperan membuat lingkungan mereka bersih dari sampah yang sebelumnya ada dimana-mana.

=