Serambiupdate.com Hingga saat ini, sekolah menengah di Afghanistan masih ditutup. Hal ini meningkatkan kekhawatiran mengenai masa depan pendidikan perempuan di bawah kepemimpinan Taliban.
Taliban mengizinkan anak
laki-laki dalam kelompok usia tujuh hingga 12 tahun untuk menghadiri kelas pada
bulan lalu. Namun, jutaan siswi di seluruh Afghanistan masih menunggu dibawah kecemasan
untuk kembali bersekolah.
Sebelumnya, Wakil Menteri
Informasi dan Kebudayaan di kepemimpinan Taliban Zabihullah Mujahid, mengatakan
Taliban tengah mengerjakan prosedur untuk mengizinkan siswa perempuan kembali
bersekolah. Talibam telah berjanji untuk mengizinkan perempuan bekerja dan
belajar saat menggelar konferensi pers pertamanya setelah menguasai Afghanistan
pada 15 Agustus 2021.
Pengecualian yang terus terjadi
pada anak perempuan untuk bersekolah makin memperburuk ketakutan di masyarakat
Afghanistan bahwa Taliban dapat kembali seperti saat mereka berkuasa pada
1990-an.
Dalam satu setengah bulan sejak
mereka berkuasa, Taliban memerintahkan pekerja pemerintah perempuan untuk
tinggal di rumah. Taliban mengumumkan kabinet yang semuanya laki-laki dan
menutup Kementerian Urusan Perempuan.
Penundaan sekolah bagi siswa
perempuan telah membuat mereka mengajukan pertanyaan berbahaya, seperti,
Mengapa Taliban memiliki masalah dengan kita? Mengapa hak kami yang diambil?”
kata Advokat Pendidikan, Toorpekai Momand, dilansir dari Aljazeera, Selasa, 5
Oktober 2021.
Momand yang telah menghabiskan 10
tahun bekerja sebagai administrator sekolah, termasuk di antara ratusan
perempuan di Afghanistan dan luar negeri berusaha memastikan Taliban memenuhi
janji mereka untuk mengizinkan perempuan kembali ke sekolah dan kantor.
Momand mengkui telah mengalami
kesulitan dalam mencoba mendapatkan kepastian penundaan itu dari Taliban. Saat
dia bersama rekan-rekannya bertemu dengan pejabat Taliban, mereka diberitahu
bahwa Taliban bekerja sangat keras untuk mematuhi norma-norma dalam pendidikan
perempuan.
“Mereka tidak pernah keluar
begitu saja dan berkata tidak. Mereka terus mengatakan ‘Kami sedang
mengerjakannya’ tetapi kami tidak tahu persis apa yang sedang mereka kerjakan,”
ungkap Momand.