Serambiupdate.com Seluruh mahasiswa FKIP UHAMKA sedang melaksanakan kegiatan Pengenalan Lingkungan Persekolah (PLP 1), termasuk program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Terkait dengan pelaksanaan kegiatan PLP 1, bisa dilakukan secara individu maupun kelompok yang berjumlah 5-7 orang. Mahasiswa yang tinggal di luar Jabodetabek bisa melakukan kegiatan tersebut secara individu, begitupun sebaliknya, mahasiswa yang lokasi rumahnya saling berdekatan bisa melakukan kegiatan tersebut secara berkelompok. Tujuan dari kegiatan PLP 1 ini yaitu untuk menumbuhkan landasan hati diri dari seorang pendidik melalui beberapa kegiatan di sekolah, seperti pengamatan langsung kultur sekolah, struktur organisasi dan tata kerja sekolah, peraturan dan tata tertib sekolah, serta kegiatan kegiatan yang ada di sekolah. Adapun bentuk dari kegiatan PLP 1 ini berupa observasi sekolah dan wawancara dengan pihak sekolah yaitu dengan kepala sekolah dan guru pamong.
Sekelompok mahasiswa PGSD UHAMKA yang beranggotakan Emira
Shafwa, Indah Dwi Pertiwi, Miftah Rizky Amalia, Miratun Hasanah Nuryasri, Melly
Sandira Rahmawati, Nadiah Basna, dan Silvia Miswindha Syah Putri memilih SDN
CEMPAKA PUTIH BARAT 03 Pagi yang terletak di Jl. Pangkalan Asem No. 14 RT 014
RW 001, Kelurahan Cempaka Putih Barat, Kecamatan, Cempaka Putih, Kota Jakarta
Pusat untuk melaksanakan kegiatan Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP 1).
Alasan memilih sekolah tersebut, dikarenakan rata - rata mahasiswa memiliki
lokasi rumah yang berdekatan dengan sekolah tersebut dan juga letak sekolah
yang cukup strategis, dekat dengan jalan raya.
Seiring berjalannya waktu, pelaksanaan KBM di beberapa
sekolah sudah mulai dilaksanakan secara tatap muka. Namun, masih ada juga
beberapa sekolah yang masih melaksanakan KBM secara daring, salah satunya SDN
CEMPAKA PUTIH BARAT 03 PAGI.
Sekolah tersebut belum bisa melaksanakan KBM secara tatap
muka dikarenakan terlambat mengisi kuesioner.
Meskipun SDN Cempaka Putih Barat 03 Pagi belum melaksanakan
KBM secara tatap muka, tetapi sekolah ini sudah siap menjadi sekolah
pembelajaran tatap muka dengan mengikuti prokes yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Berbagai macam yang sudah disediakan seperti wastafel tempat untuk
mencuci tangan, sabun, handsitizer, diinsifektan, alat pengecek suhu, masker,
tisu basah, tisu kering dan lain sebagainya.
Dalam melaksanakan pembelajaran daring, tentu saja memiliki
banyak kendala, diantaranya seperti tidak maksimal dalam proses pembelajaran,
siswa-siswa juga menjadi tidak mandiri dan percaya diri, karena ia selalu
meminta bantuan kepada orang tuanya.
"Kendala yang dihadapi tentunya banyak ya, seperti
terbatasnya alat komunikasi karena tidak semua tingkat ekonom i dari
masing-masing siswa sama, jadi ada yang handphonenya tidak support untuk
melakukan zoom dan latar belakang keluarga yang berbeda-beda juga bisa
mempengaruhi proses pembelajaran daring", Ungkap Bapak Mustafid selaku
guru kelas di SDN Cempaka Putih Barat 03 Pagi.
Untuk menyikapi hal tersebut, kepala sekolah Ibu Titin
memberikan keringan bagi siswa yang bermasalah dengan kendala mengerjakan tugas
sedara daring ini. Siswa diperbolehkan mengirimkan tugasnya secara langsung ke
sekolah, namun tetap mengikuti prokes yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Harapan kami untuk SDN Cempaka Putih Barat 03 Pagi, semoga
SDN Cempaka Putih Barat 03 Pagi dapat kembali menjadi sekolah yang melaksanakan
kegiatan pembelajaran secara tatap muka.