Notification

×

Iklan

Iklan

COVID-19 Merenggut Masa Depan Generasi Muda

09 Juli 2021 | Jumat, Juli 09, 2021 WIB | Last Updated 2021-07-16T10:32:14Z

Karya Vivi Nurvadilah

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris  FKIP Uhamka


Pandemi COVID-19 ternyata memberikan masalah yang kompleks bagi generasi muda. Demikian pernyataan Organisasi Buruh Internasional (ILO) dalam laporan berjudul “ILO Monitor: COVID-19 and The World of Work, Fourth Edition”, atau Monitor ILO: COVID-19 dan Dunia Kerja, Edisi Keempat. Masalah tersebut terdiri dari kehilangan kesempatan kerja, mengganggu proses mengembangkan diri melalui pendidikan dan pelatihan untuk mendapatkan keterampilan tertentu dan menghambat para generasi muda yang sedang berusaha untuk masuk dunia kerja atau berpindah pekerjaan.

Kita bisa lihat ribuan sarjana baru lulus dari berbagai universitas setiap tahunnya dan mereka siap memasuki dunia kerja. Namun untuk mendapatkan kerja tidaklah mudah, apalagi saat situasi perekonomian di Indonesia tidak menentu akibat terdampak pandemi COVID-19.

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, mengatakan pandemi COVID-19 telah meningkatkan pengangguran. Tercatat ada 3,5 juta orang Indonesia yang telah di-PHK di saat pandemi, ditambah hampir 7 juta pengangguran terbuka, sehingga total pengangguran saat ini sudah mencapai 10,3 juta orang.

Sejumlah sarjana tahun 2020 dan calon sarjana tahun 2021 merasa khawatir dalam mencari pekerjaan. Beberapa kehawatiran mereka meliputi, persaingan kerja lulusan baru makin ketat dan rasa percaya diri yang menurun.

Banyaknya info lowongan pekerjaan yang terdapat di sosial media atau aplikasi pencari kerja tidak membuat para freshgraduate akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, beberapa merasa insecure untuk melamar, karena persyaratannya yang rata-rata menginginkan pelamar setidaknya memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun di bidangnya. Di masa pandemi seperti ini saingan para lulusan baru bukan hanya dengan sesama lulusan baru saja tetapi juga orang-orang yang kena PHK. Tak hayal perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan lebih tertarik dengan pelamar yang terkena PHK karena jelas mereka sudah memiliki pengalaman kerja. Lalu, beberapa dari mereka juga merasa cemas dengan situasi lapangan kerja di Indonesia terlebih di tengah wabah ini. Melihat banyaknya pelamar yang melamar pekerjaan yang sama membuat beberapa dari mereka menjadi stress. Belum lagi mendapat tekanan setelah mendengar dan melihat teman-teman lain lebih beruntung sudah mendapatkan pekerjaan. Hal ini yang membuat rasa percaya diri mereka menurun untuk bersaing di dunia kerja.


=