Notification

×

Iklan

Iklan

Perubahan Kurikulum Ubah Pembelajarankah?

20 Juli 2022 | Rabu, Juli 20, 2022 WIB | Last Updated 2022-07-20T07:55:30Z



Oleh : Faadhilah Azarine

Mahasiswi FKIP Uhamka


Akhir-akhir ini mendengar kabar seputar Pendidikan dari seorang Menteri Pendidikan yaitu Pak Nadiem Anwar Makarim menetapkan kurikulum yang dibuatnya dengan nama Kurikulum Merdeka. Tepatnya kurikulum ini digunakan pada saat tahun ajaran baru yaitu Tahun Ajaran 2022/2023 di beberapa sekolah dari tingkat dasar sampai mengengah Jakarta. Sebelum membahas lebih jauh kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu sebuah kurikulum ?

Kurikulum merupakan sebuah pedoman atau acuan dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan yang sudah ditetapkan. Tujuan yang paling utama dalam mengembangkan kurikulum yaitu kemerdekaan siswa dalam belajar sesuai dengan jenjangnya.


Lalu mengapa kurikulum harus berubah, bukankah sama saja jika kurikulum berubah pembelajaran juga akan berubah? 

Karena kurikulum itu bersifat dinamis yang dimana semua pengembangan untuk memajukan sebuah Pendidikan dilihat dari perkembangan zamannya, jika kita masih menggunakan kurikulum dengan pembelajaran yang monoton hal itu membuat siswa tidak belajar dengan menyenangkan oleh karena itu guru mengajar, mendidik, membimbing sesuai dengan perkembangan di zamannya serta menyesuaikan perkembangan karakteristik peserta didik  yang berbeda-beda.


Akankah dengan kurikulum yang baru saja ditetapkan yaitu kurikulum merdeka akan menjadikan pembelajaran yang memerdekakan bagi para siswa saat belajar?

Sebagaimana yang sudah kita ketahui bersama bahwa tujuan adanya pendidikan  sebagai suatu usaha sadar dan sistematik sehingga terwujudnya suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, intelektual, akhlak mulia serta keterampilan yang dimilikinya. 

Hal ini juga sepemikiran dengan pandangan Ki Hajar Dewantara yakni “Maksud pengajaran dan Pendidikan yang berguna untuk kehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat)”

Jika memang kurikulum merdeka ini bisa memerdekakan belajar bagi siswa, maka yang harus diperhatikan pula untuk mencapai hal tersebut maka dalam hal mendidik anak akan menjadi manusia yang merdeka batinnya, merdeka pikirannya, dan merdeka tenaganya.


Hal ini dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter serta kompetensi peserta didik. Menurut Sistem Informasi Kurikulum Nasional Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, karakteristik utama yang tercantum pada kurikulum merdeka ini yaitu sebagai berikut :

Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skilss dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

Fokus pada materi pokok (esensial) sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi

Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Namun dalam penerapan kurikulum merdeka ini belum bisa diterapkan di seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Karena kurikulum merdeka ini masih bersifat opsional untuk diterapkan di sekolah. Maka dari itu dalam rangka pemulihan pembelajaran, kini sekolah diberi kebebasan oleh Kemendikbud dalam memilih serta menentukan kurikulum yang ingin diterapkan di sekolahnya.

“ Satuan Pendidikan dapat memilih tiga opsi dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran 2022/2023. Pertama menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka tanpa mengganti kurikulum satuan Pendidikan yang sedang diterapkan. Kedua, menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan. Ketiga, menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar. Dengan Merdeka Belajar, tidak akan ada pemaksaan penerapan Kurikulum Merdeka ini selama dua tahun ke depan. “ Tegas Nadiem

Dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga opsi dalam penerapan Kurikulum Merdeka dengan sebutan yaitu pertama Mandiri Belajar, kedua Mandiri Berubah, ketiga Mandiri Berbagi. Dalam hal ini pembelajaran yang dilakukan oleh Kurikulum Merdeka akan berdampak positif bagi para pengguna yang merasakan terutama bagi siswa, guru dan sekolah. Implementasi kurikulum merdeka akan efektif jika setiap sekolah membentuk suatu kelompok, hal ini akan memperkaya inovasinya, kreatifitasnya, maupun karya-karya yang dihasilkan.


=