Notification

×

Iklan

Iklan

Penerapan Bhineka Tunggal Ika yang kurang maksimal kepada siswa, jadi masih banyak terjadi rasisme

18 Oktober 2021 | Senin, Oktober 18, 2021 WIB | Last Updated 2021-10-18T10:39:41Z



Karya Asshiela Sri Ajeng Aulia

Mahasiswa S1 Bahasa Inggris FKIP Uhamka

Rasisme merupakan salah satu masalah yang sering kita jumpai dalam kehidupan. Kita tinggal di wilayah yang sangat rentan dengan maslah diskriminatif dikarenakan kekayaan yang kita punya. Indonesia memiliki aneka ragam suku, bangsa, ras, agama, bahasa, budaya, warna kulit, dan masih banyak yang lainnya. Rasisme sering terjadi karena perbedaan yang dimiliki, terutama karena fisik dan yang sering terjadi lebih sfesifik kepada warna kulit. Warna kulit sering menjadi hal yang sangat kontroversial karena banyak yang beranggapan bahwa kaum pemilik kulit putih lebih baik dari pemiliki kulit hitam sehngga terjadi kesenjangan sosial dan diskriminasi. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data dalam artikel ini menggunakan studi pustaka berbagai sumber seperti jurnal, buku dan artikel. Hasil penelitian menunjukan bahwa kasus ketidakadilan seperti rasisme dan diskriminasi masih ditemukan di Indonesia. Padahal pancasila sebagai dasar negara menyatakan pada sila ke-2 dan sila ke-5 bahwa kemanusiaan yang adil dan beradad juga keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara yang harus hidup dalam jiwa manusia Indonesia. Indonesia yang terdiri atas berbagai suku yang berbeda itu dapat dipersatukan oleh Pancasila. Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia telah disepakati sejak Indonesia merdeka. Semua pengaturan penyelenggaraan kehidupan bangsa Indonesia harus berdasarkan pancasila. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan mengajarkan cara berpikir dan bertindak yang sesuai dengan ideologi negara. Pengaruh globalisasi dan budaya dari luar dapat mempengaruhi nilai-nilai pancasila. Oleh karena itu, pengimplementasia Pancasila sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena di dalam Pancasila terkandung nila-nilai luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa. 

Pandangan hidup pancasila bagi bangsa Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika harus dijadiakan asas pemersatu bangsa yang tidak boleh merusak ke aneka ragaman. Fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup adalah sebagai petunjuk arah kegiatan atau aktivitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di segala bidang. Semua tingkah laku dan perbuatan manusia Indonesia harus dilandasi dari nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan suatu kesatuan yang utuh sehingga tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Sebagai negara multikultural bangsa Indonesia harus menyadari pentingnya sikap saling menghargai dan menghormati terhadap sesama. Seperti semboyan Bhineka Tunggal Ika yang memiliki arti arti berbeda tapi tetap satu jua, bangsa Indonesia harus mempertahankan keharmonisan. Keharmonisan dapat terwujud dengan memiliki sikap saling menghargai dan saling menghormati dalam kehidupan sosial. Indonesia memiliki keberagaman yang sangat banyak, akan tetapi keberagaman tersebut menyimpan banyak potensi terjadinya sebuah konflik yang dapat mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut telah terbukti karena di Indonesia sering terjadi konflik yang disebabkan adanya perbedaan dan memunculkan masalah rasisme. Permasalahan tentang ras unggul dan ras kelas bawah merupakan faktor penyebab semakin maraknya masalah rasisme. Mereka yang memiliki ras unggul seringkali melakukan tindakan rasisme terhadap golongan ras kelas bawah.

Tindakan-tindakan rasisme tersebut terjadi dalam berbagai bidang dalam kehidupan bermasyarakat seperti pendidikan, pelayanan kesehatan dan lain sebagainya. Keragaman yang dimiliki dapat membuat manusia berpikir bahwa memiliki suatau kelebihan merupakan hal yang wajar, karena setiap manusia yang dilahirkan memiliki gen bawaan yang berbeda-beda. Tapi terkadang dari perbedaan tersebut dapat menimbulkan prasangka yang dapat menimbulkan masalah rasisme. Rasis dapat diartikan sebagai perbedaan antar manusia, dan kebanyakan rasisme terjadi lebih sfesifik terhadap warna kulit. Dimana seseorang yang mempunyai kulit putih biasanya merasa lebih unggul dari seseorang yang memiliki kulit hitam. Tapi masalah rasisme terjadi bukan hanya soal warna kulit, banyak hal lain yang dapat memicu terjadi tindakan rasisme. Masalah-masalah rasisme yang terjadi di Indonesia biasanya terjadi karena setiap ras menganggap rasnya lebih tinggi daripada ras lain. Suatu golongan merasa bahwa dirinya lebih unggul dari golongan yang ada dibawahnya dan menganggap rendah golongan tersebut. Masih adanya ujaran kebencian diterima suatu ras. Seperti menghina suku, agama, dan ras orang lain yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam bermasyarakat. Rasisme dapat menyebabkan perpecahan yang disebabkan oleh satu golongan ras atau suku mengejek ras suku golongan yang lain. Di Indonesia masih banyak masyarakat yang hanya ingin bergaul hanya dengan satu suku, satu agama, ataupun satu ras dan tidak ingin bergabung dengan ras lain bahkan lebih parah ketika seseorang tersebut menganggap remeh ras yang lain. Seperti contohnya pemilik kulit putih hanya ingin bergaul dengan pemilik kulit putih dan tidak ingin bergaul dengan pemiliki kulit hitam. Hal tersebut dapat menyebabkan masalah yang besar. 

Tapi ketika masyarakat Indonesia sulit menerima keberagaman atau perbedaan suku, agama dan ras untuk bergabung kedalam ruang lingkup kehidupannya maka masalah rasisme akan terus terjadi. Kemungkinan tingginya angka rasisme dan diskriminasi yang terjadi di Indonesia memiliki hubungan terhadap rendahnya pemahaman Bhinneka Tunggal Ika dalam semboyan negara Indonesia yang dituangkan dalam kurikulum pendidikan berbasis pendidikan kewarganegaraan untuk diterapkan dalam kehidupan seharihari dalam bermasyarakat. Perlunya penambahan dan penegasan kurikulum pendidikan kewarganegaraan untuk disajikan tidak hanya sebagian besar bersifat teoritis namun disertai praktik nyata agar lebih dipahami dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mudah menerima berbagai suku, agama dan ras untuk berbaur dengan segala perbedaan etnis sebagai warga negara Indonesia yang baik menaati semboyan negaranya. 

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan suatu wujud yang menggambarkan adanya keragaman untuk membentuk suatu kemajemukan. Atas dasar itulah terwujudnya kemerdekaan bagi Indonesia. Nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan, dan keadilan sosial kemudian tertuang dalam Pancasila yang dijadikan dasar negara. Rasisme bukan sekadar tindakan diskriminatif secara suka-suka. Kasus rasisme seperti ini tidak mencerminkan adanya wujud kemanusiaan dan keadilan sosial seperti yang tertuang dalam Pancasila pada sila ke-2 dan ke-5 yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”


=