Notification

×

Iklan

Iklan

Mahasiswa FKIP UHAMKA Mengembangkan Potensi Guru melalui PLP1 Di SMP Negeri 160 Jakarta

13 Oktober 2021 | Rabu, Oktober 13, 2021 WIB | Last Updated 2021-10-13T12:34:51Z

 



Serambiupdate.com Mahasiswa semester 5 di kampus Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA tepatnya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sedang melakukan Pengenalan Lingkungan Persekolaha atau biasa disingkat dengan PLP 1. Kegiatan PLP 1 ini dilakukan dari tanggal 23 September s.d. 4 Oktober 2021. Tujuan adanya PLP 1 ini membangun landasan jati diri pendidik. PLP 1 ini bisa dilakukan di sekolah SMA, SMP, PGSD, dan Paud mereka berkunjung ke sekolah sesuai dengan prodi yang mereka ambil di kampusnya. Kelompok kami ini terdiri dari dua prodi yaitu Prodi Biologi dan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

 

Pada PLP 1 ini kelompok kami melakukannya di SMP Negeri 160 Jakarta. SMP Negeri 160 Jakarta adalah sebuah Sekolah Menengah Pertama Negeri yang berada di Jakarta Timur, Indonesia. SMPN 160 Jakarta ini memiliki prestasi yang gemilang di bidang akademik maupun di non akademik. Selain itu SMPN 160 Jakarta memiliki ekstrakurikuler di antaranya yaitu basket, sepak bola, PMR, paskibra, karate, pencak silat, bola volley, kesenian music, tari saman, dan lain-lain. Selain ektrakulikuler mereka yang banyak tentunya didukung dengan fasilitas yang memadai seperti laboratorium IPA, laboratorium komputer, perpustakaan, UKS, lapangan yang memadai, kantin, masjid, ruang tata usaha, dan lain-lain.

 

Selain melakukan observasi lingkungan sekolah kelompok kami juga melakukan wawancara kepada kepala sekolah, guru pamong (guru IPA dan guru Bahasa Indonesia). Dalam wawancara kepada kepala sekolah kita menanyakan seputar karakteristik umum peserta didik, struktur organisasi, peraturan dan tata tertib sekolah, kegiatan seremonial-formal dimasa pandemi, kegiatan kurikuler, kokulikuler, ekstrakulikuler dimasa pandemi, dan yang terakhir mengenai kegiatan rutin dalam penerapan pembisaan positif di SMPN 160 Jakarta. Selain itu juga kita mewawancara guru pamong seputar proses kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA atau Bahasa Indonesia secara daring, proses penilaian belajar, kendala saat pembelajaran daring, dan cara meningkatkan mtivasi siswa saat pembelajran daring ataupun luring.

 

Saat melakukan wawancara ini kepala sekolah digantikan dengan wakil kepala sekolah yang bernama Dedy Hernayadi, S.Pd. dalam wawancaranya beliau mengatakan “Dalam pembelajaran daring dan luring ini ada perbedaan pastinya, kalau luring langsung dan juga kita bisa langsung melihat peserta didiknya dan juga bisa melihat apakah anak ini kabarnya baik atau tidaknya. Nah untuk anak-anak SMPN 160 ini karakter baiknya itu baik memang baik, tapi ada juga kalau ada saat luring yang terlambat biasa siswa yang terlambat tidak diperkenankan masuk kelas kemudian, diberikan juga biasanya tugas itu di ruang perpustakaan dia belajar dan mencatat ya apa-apa yang pelajaran hari ini. Jika dalam pembelajaran daring ada juga yang bermasalah dengan kota-kota,” ujarnya.

 

Wakil kepala sekolah juga memberitahukan bahwa ada kegiatan posistif di SMPN 160 Jakarta ini, Dedy Hernayadi, S.Pd. dalam wawancaranya beliau mengatakan “Setiap hari Senin Selasa Rabu Kamis itu ada kegiatan sebelum kita mulai, Tadi dari jam 6.30 sampai jam 7. Pada hari senin tuh ada senam bersama ya kemudian juga ada Marawis, selain itu juga ada tadarusan jadi setelah tadarusan disambung dengan marawis dan itu setiap hari senin, selasa, rabu, kamis,” ujarnya.

 

Selain wakil kepala sekolah yang memberikan informasi kepada kami ada juga guru pamong dari mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu Ibu Anna Endang SP, M.Pd. mengatakan “Kalau pelajaran bahasa indonesia disini, sulit diterima oleh siswa karena bahasa Indonesia itu terlalu rumit. Saya katakan antara bahasa Indonesia dan bahsa Inggris lebih rumit bahasa indonesia  karena bahasa indonesia itu masih pada tahap berkembang. Tapi bahasa Indonesia ini sudah dipakai oleh seluruh dunia, tapi anka-anak mengatakan bahwa kosa kata sulit apalagi ejaannya. Menjelaskan penyuntingan pun sangat sulit bagi saya karena anak-anak tidak suka membaca. Selain itu juga siswa dalam belajar bahasa Indonesia sering mengalami kebingungan, karena dalam pembahasan soal bahasa indonesia mengacu pada prinsip aktual dan faktual,” ujarnya.

 

Ibu Restiana Wulan Sari, S.Pd. juga mengatakan bahwa anak mengalami beberapa kendalam saat pembelajaran daring “Kendala yang dilamai dari siswa cendrung ke kouta internet siswa dengan orang tua, gadget, leptop, serta komunikasi kepada siswa dan orang tuanya, Solusinya untuk yang tidak memiliki kouta ialah diberikan sosialisasi kepada orang tua, tetapi jika tidak mampu untuk membelinya maka sekolah memfasilitasi untuk mempersilahkan siswa belajar disekolah menggunakan internet dan fasilitas yang ada disekolah,” ujarnya.

 

Dengan adanya wawancara yang kami lakukan membuat kami sebagai calon guru nanti mengetahui kondisi sekolah dan lingkungannya ataupun kondisi dari peserta didik sendiri, mengetahui bagaimana dunia kerja sebagai prospek kedepannya untuk menjadi guru, menambah pengalaman dan pengetahuan dalam dunia kerja.

 

 

=