Notification

×

Iklan

Iklan

Generasi Milenial, Konsumtif dan Kesulitan Miliki Rumah

27 Juni 2022 | Senin, Juni 27, 2022 WIB | Last Updated 2022-06-27T02:40:00Z

 



 Oleh :  Ade Islamiati

Mahasiswa FKIP Uhamka


Tempat tinggal merupakan kebutuhan primer setiap manusia, kita membutuhkan tempat tinggal yang layak sehingga dapat melakukan aktivitas dengan nyaman. Banyak dari kita juga sudah memiliki mimpi mempunyai rumah yang sesuai dengan bayangan kita masing-masing.

Belakangan ini sempat ramai pembahasan disalah satu media sosial yang membahas bahwa generasi milenial tidak bisa memiliki rumah sendiri?

Generasi milenial dinilai memiliki gaya hidup konsumtif, mereka kurang mengalokasikan penghasilan nya untuk ditabung atau di investasikan dan mereka lebih memilih penghasilannya untuk dibelanjakan untuk hal memuaskan sesaat. Ditambah lagi di kota-kota besar Indonesia sedang trend dengan banyaknya coffe shop instagramable sehingga ini salah satu pemicu tinggi nya generasi milenial memiliki sikap konsumtif, mereka bisa mampir atau nongrokrong di coffe shop lebih dari sekali yang dimana untuk secangkir kopi bisa menghabiskan Rp 20.000-30.000 belum lagi jika mereka juga memesan makanan disana.

Selain itu, kenaikan harga tanah yang tidak sebanding dengan penghasilan juga membuat generasi milenial berpikir untuk memiliki rumah sendiri merupakan sesuatu yang susah untuk dicapai. Walaupun begitu, asalkan kita mempunyai tekat dan bisa membedakan yang ingin kita beli itu merupakan suatu kebutuhan atau hanya keinginan, pasti rumah yang kita impikan dapat terwujud.

Pertama generasi milenial harus mulai mencoba melakukan perencanaan keuangan. Mulai dari mencatat pemasukan dan pengeluaran mereka, serta menyusun budget yang diperlukan untuk mendapatkan rumah impian.

Kedua mereka sudah mulai memikirkan untuk mempunyai tabungan dan juga harus mulai mempelajari investasi, dengan begitu manajemen keuangan mereka akan rapih dan terarah. Selain itu generasi milenial juga bisa buat tidak begitu terus-terusan mengikuti trend yang beredar di sosial media karena itu juga tidak akan ada habisnya hanya saja membuat kita tidak dapat menabung dan menginvestasikan penghasilan, dan anak milenial lebih bisa dapat memilih mana yang benar-benar kebutuhan atau hanya keinginan.

Bisa dibayangkan jika kita terus-menerus mengikuti trend yang sedang booming saat ini sudah berapa ratus ribu uang yang sudah kita keluarkan hanya untuk kebahagiaan sesaat dan melupakan investasi untuk diri kita kedapannya dan harga tanah yang setiap tahun harganya terus meninggi.


=