Notification

×

Iklan

Iklan

PTM 100% Ditengah Pandemi Covid-19 (Omicron) ?

06 Januari 2022 | Kamis, Januari 06, 2022 WIB | Last Updated 2022-01-06T07:56:45Z


Sabrina Syifa Pratiwi 

Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIKES Uhamka 


Kini BKPM telah mengungkapkan adanya virus covid dengan varian baru yang bernama Omicron yang tengah menyebar di Indonesia. Menurut penemu vaksin astrazeneca, kasus virus omicron ini lebih berbahaya dari yang sebelumnya, bahkan menurutnya pandemic yang akan tejadi lebih lama dan buruk dari sebelumnya.


Setelah meneliti Omicron, beberapa peneliti pun menjadi goyah dengan optimisme mereka yang beranggapan bahwa tahun 2022 dapat berganti menjadi Endemi yang konteks sebelumnya adalah Pandemi. Masyarakat pun Kembali merasa resah dan khawatir terhadap varian baru yang satu ini. Ditambah lagi dengan kabar penerapan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) 100% pada siswa sekolah di Indonesia. yang dimana siswa diwajibkan melakukan PTM selama 5 hari dengan waktu belajar 6 jam per hari dengan metode sesi.


Menurut wakil ketua komisi X DPR RI, Pembelajaran Tatap Muka merupakan salah satu jalan untuk mengembalikan produktivitas Pendidikan, karena pelajar Indonesia sudah memasuki tahun ke 2 Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan memiliki dampak learning-loss yang sangat besar. Bahkan hetifah mengatakan bahwa kemampuan literasi anak SD kelas 1 tertinggal 6 bulan atau jika di numerasikan setara dengan tidak belajar Selama 5 bulan. Hal tersebut lah yang memantapkan hetifah mengatakan bahwa PTM harus dilakukan.


Tentu pernyataan tersebut menuai pro dan kontra dari orang tua murid dan siswanya. Ada Sebagian orang tua yang menginzinkan anak anak nya melakukan PTM dengan beralaskan karena anaknya telah di vaksin. Dan ada Sebagian orang tua yang tidak mengizinkan karena masih khwatir dan resah dengan adanya varian omicron yang lebih berbahaya dari varian sebelumnya.


Menurut saya, PTM ini harus tetap diberlangsungkan tapi tidak 100% karena risikonya yang cukup berat. Mungkin akan tetap ada PTM tetapi dengan meminimalisir jam pelajaran dan pertemuan. Selain itu, sekolah dan orang tua murid harus saling bekerja sama. Sekolah harus mencontohkan dan menerapkan protocol Kesehatan yang kuat dan orang tua bisa membantu dengaan menyediakan alat yang sesuai dengan protocol kesehatan


=