Notification

×

Iklan

Iklan

PSPA FFS Uhamka Kenali Peran Preseptor dalam Pendidikan Profesi Apoteker lewat Pelatihan

29 Januari 2022 | Sabtu, Januari 29, 2022 WIB | Last Updated 2022-01-29T09:46:54Z

Serambiupdate.com
Di tengah makin tingginya tinggat penularan Covid-19 varion Omicron, tidak menyurutkan Prodi Profesi Apoteker untuk menyelenggarakan Pelatihan Preseptor bekerja sama dengan Asosisasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI). Pelatihan ini dilaksanakan secara virtual selama tiga hari pada hari Kamis-Sabtu, 27-29 Januari 2022.

Pelatihan preseptor ini menghadirkan narasumber dari APTFI di antaranya Prof. Yandi Syukri, Prof. Fatma Sri Wahyuni, Prof. Umi Athiyah, Mahdi Jufri, Prof. Satibi, Lucy Sasongko, serta fasilitator Prof. Dyah Aryani Perwitasari, apt. Suci Hanifah, dan Azrifitria. Pembicara dari institusi yaitu Fauzi Kasim yang menyampaikan materi mengenai keterampilan professional. Kegiatan ini diikuti sebanyak 88 peserta yang terdiri dari pembimbing akademik dari PSPA FFS Uhamka para preseptor dari rumah sakit, apotek, industri farmasi, distributor (PBF), puskesmas, dan Dinas Kesehatan (Dinkes).

Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof DR. HAMKA (Uhamka), Hadi Sunaryo. Melalui sambutannya, Dekan mengatakan pelatihan ini ditujukan untuk para preseptor yang membimbing mahasiswa PKPA di masing-masing institusi untuk mendapatkan standar yang sama dalam membimbing mahasiswa dalam rangka menyiapkan calon apoteker yang kompeten di bidangnya.

Turut hadir Prof. Daryono Hadi Tjahjono, selaku ketua APTFI, menuturkan bahwa preseptor memiliki peran penting dalam pendidikan profesi apoteker untuk menghasilkan apoteker yang kompeten di bidangnya. 

“APTFI sudah menetapkan capaian pembelajaran untuk Pendidikan S1 Farmasi dan PSPA sekaligus pedoman secara garis besar tentang kurikulum S1 maupun PSPA. APTFI mengakomodasi permintaan IAI dan Himpunan Seminat terkait lamanya praktik kerja profesi, total yang harus dipenuhi oleh seorang calon apoteker adalah 1200 jam,” tuturnya.

Pelatihan preseptor ini mengangkat 8 topik, diawali pre-test dan penentuan tujuan, Pendidikan pedagogi di masa revolusi industry 4.0, komunikasi interpersonal dan manajemen konflik, peran preseptor sebagai role model dan educator, interprofessional education and interprofessional collaboration, peran preseptor sebagai fasilitator dan evaluator, keterampilan majerial, dan keterampilan professional serta dikahiri dengan post-test dan refleksi.  

Tujuan pelatihan preseptor seperti yang disampaikan oleh Bu Sci adalah untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab spesifik terkait peran preseptor.

“Selain itu pelatihan ini juga untuk mendapatkan standar yang sama untuk membimbing mahasiswa, dapat melakukan pembimbingan kepada preceptee (mahasiswa/calon apoteker) dengan lebih baik, menjadi pembimbing lapangan yang baik dan benar, mengetahui standar menjadi preseptor, dan meningkatkan wawasan serta keterampilan terkait preseptor,” pungkasnya.

Prof Ummi menyampaikan bahwa peran preseptor selama proses pembimbingan klinis adalah sebagai pendidik (educator), fasilitator, protector, evaluator, agen sosialisasi, dan sebagai anutan (role model).

Rangkaian kegiatan pelatihan ini mendapatkan respon positif dari para peserta. Acara ditutup dengan refleksi dari peserta serta Kaprodi PSPA FFS Uhamka, Siska.

“Melalui kegiatan ini selain pelatihan untuk preseptor juga sebagai ajang silahturahmi antara pembimbing akademik dengan preseptor. InsyaAllah PSPA FFS Uhamka akan terus mengupdate dan menyiapkan perangkat sebagai bekal mahasiswa melaksanakan PKPA dengan terus berkoordinasi dengan para preseptor dari tiap-tiap bidang dalam rangka menyiapkan calon apoteker yang lebih baik dan kompeten di bidangnya,” imbuhnya. 

=