Notification

×

Iklan

Iklan

Beauty Privilege : Punya Wajah Cantik, Hidup lebih Indah?

13 November 2021 | Sabtu, November 13, 2021 WIB | Last Updated 2021-11-13T05:40:35Z


Fuza Manis Segara

Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIKES Uhamka


Saat teknologi sudah maju dan berkembang pesat dan zaman sudah sangat modern. Tapi, sayangnya masih banyak pemikiran-pemikiran kuno yang berkembang di lingkungan masyarakat. Zaman sekarang ini kebanyakan orang memandang seseorang itu hanya dari fisiknya saja bukan dari kepribadiannya. Padahal, sejatinya, manusia memang tidak bisa memilih dilahirkan dengan bentuk wajah seperti apa, dan dengan rupa yang seperti apa.


Beauty merupakan bahasa inggris yang memiliki arti cantik atau menawan. Sedangkan privilege adalah hak Istimewa. Jadi Beauty Privilege adalah hak istimewa manusia yang diperoleh karena kecantikan/ketampanannya sejak lahir hingga dewasa yang cukup mempengaruhi karier dan pandangan orang lain terhadap mereka. 


Beauty privilege pada dasarnya merupakan istilah untuk menggambarkan betapa beruntungnya hidup seseorang yang terkesan lebih lancar dibandingkan orang lain kebanyakan, karena terlahir dengan rupa yang menawan. Berbagai riset juga menyatakan bahwa privilege ini akan membuat seseorang lebih bagus karirnya dan lebih dimaklumi jika melakukan suatu kesalahan. Misalnya contoh kasus yang sering terjadi di media sosial adalah ketika sama-sama melakukan kesalahan, tetapi mereka yang memiliki paras yang menawan atau Good Looking pasti akan selalu dimaafkan kesalahannya serta diberi dukungan seperti “Tetap semangat yah cantik, jangan diulangi lagi”. Sedangkan orang yang memiliki paras biasa saja pasti akan langsung dihujat dengan mengatakan “kalau gak good looking setidaknya ya good attitude dong”


Dari sini kita tidak menyangkal realita dimana orang yang Good Looking akan mendapatkan perlakuan berbeda. Lebih dihargai, lebih baik dan lebih didahulukan. Memang kecantikan dan ketampanan itu subjektif, namun perlakuan istimewa di lingkup sosial ini masih berlaku. Beauty privilege telah menjadi sesuatu yang melekat dan memberikan pengaruh signifikan dalam berbagai aspek kehidupan seperti dunia pekerjaan atau lingkungan pergaulan. Keberadaan beauty privilege inilah yang membuat penampilan menarik dan rupawan dapat memudahkan seseorang dalam mencapai atau menjalani sesuatu.


Media sosial merupakan faktor pendukung utama adanya Beauty Privilege. Jenis kecantikan yang banyak ditemukan di media sosial inilah yang membuat semua orang berpegang pada standar kecantikan tersebut. Sebagai contoh, standar kecanikan wanita adalah orang yang berkulit putih, memiliki hidung mancung, wajah yang tirus, bibir yang tipis atau mungil, serta body yang ideal. Mereka semua adalah contoh dari apa yang masyarakat anggap 'cantik' secara universal. Semakin mirip seseorang dengan standar kecantikan tersebut, semakin cenderung mengalami beauty privilege. Dan juga semakin terlihat menyerupai orang-orang cantik yang terdapat di iklan, televisi, atau di majalah, semakin besar juga kemungkinan akan dihargai secara finansial atau dihargai di lingkungan masyarakat. Beauty standar inilah yang justru akan merendahkan para perempuan, mereka selalu akan merasa insecure terhadap fisiknya sendiri. Makanya tidak heran banyak sekali perempuan-perempuan yang membeli banyak produk perawatan untuk memperkualitaskan dirinya sendiri.


Namun, perlu diketahui pula bahwa tidak selamanya penilaian dan penghargaan dari lingkungan sekitarkita hanya datang dari faktor fisik dan penampilan semata. Pandangan orang lain terhadap diri k ita tentu tetap tidak bisa dilepaskan dari aspek-aspek lain seperti kecerdasan dan kualitas di dalam diri. Kepribadian yang baik, keahlian, keterampilan, serta perilaku yang beretika merupakan hal-hal yang juga akan selalu dipandang dan dibutuhkan dalam dunia pekerjaan. Oleh karena itu, kita tidak perlu terlalu memusingkan penampilan fisik saja. Sembari terus mengembangkan kualitas diri, ingatlah pula bahwa menerima dan menghargai diri sendiri merupakan hal yang juga tak kalah penting untuk dilakukan.


Karena kalau kita mengikuti standar dari orang lain tidak akan ada habisnya, dan jika dipikir-pikir untuk apa mengikuti kata orang, mereka tidak memiliki hak untuk menjadikan diri kita sebagai ekspektasinya. Justru itu akan membuatmu semakin insecure setiap melihat orang yang rupawan lebih beruntung dibandingkan diri kamu sendiri. Kita harus meningkatkan rasa kecintaan pada diri sendiri. Self love bukan mentah-mentah menerima, tapi berusaha jadi versi yang lebih baik dari diri sendiri.

=