Notification

×

Iklan

Iklan

Pemuda Muhammadiyah sebagai Gerakan Insan Wasathiyah

14 September 2021 | Selasa, September 14, 2021 WIB | Last Updated 2021-09-15T01:03:31Z


Serambiupdate.com
Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Jambi menggelar Baitul Arqam Dasar secara virtual, Senin (13/9). Dalam acara pengaderan tersebut, hadir sebagai narasumber, yakni Emaridial Ulza, ketua PP Pemuda Muhammadiyah yang juga sekretaris Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka).

 

Dalam paparannya, Ulza mengungkapkan, kader Pemuda Muhammadiyah harus mendorong hal-hal yang dapat memberikan kemaslahatan bagi umat dan bangsa. Untuk itu, kader Pemuda Muhammadiyah harus bisa memaksimalkan dan menggali potensinya.

 

Ia melanjutkan, potensi kader Pemuda Muhammadiyah mesti terus didorong dan dikembangkan agar bisa diterima di berbagai kalangan dan di manapun. Sebab, dengan begitu, kebermanfaatan kader Pemuda Muhammadiyah bisa memberikan sumbangsih bagi kehidupan dan kemaslahatan umat dan bangsa.

 

Dalam forum tersebut, Ulza menegaskan, Pemuda Muhammadiyah merupakan gerakan insan wasathyiyah. Untuk itu, Pemuda Muhammadiyah di masa sekarang ini harus menegaskan posisinya sebagai gerakan insan wasathiyah, yaitu gerakan yang membawa misi Islam tengahan. “Islam yang menjadi rahmatan lil alamin,” ujarnya, Senin (13/9).

 

Dia juga menegaskan, gerakan Islam wasathiyah yang dimaksud Pemuda Muhammadiyah, yaitu gerakan yang bergerak sesuai dengan zaman dan keadaan. Menurut Ulza, gerakan tersebut juga harus memberikan manfaat dan kemaslahatan bagi umat, persyarikatan, dan bangsa.

 

Karena itulah, Pemuda Muhammadiyah saat ini harus mampu menyesuaikan diri dengan zaman dan keadaan. “Bila tidak mampu beradaptasi, Pemuda Muhammadiyah akan tertinggal dari gerakan-gerakan lainnya,” ujarnya, Senin.  

 

Selain itu, dia juga mengingatkan bagaimana Muhammadiyah hadir dan berperan bagi bangsa. Ulza menjelaskan, Muhammadiyah dalam sejarah Indonesia merupakan bagian penting yang menjadi penentu lahirnya Republik Indonesia.

“Dulu sudah dilakukan oleh orang tua kita, Jenderal Soedirman, AR Fachrudin, dan banyak lagi ayahanda-ayahanda kita. Kita harus ingat juga, Muhammadiyah itu tidak pernah terlepas dari gerakan politik, bahkan penentu politik dari Indonesia,” ujar Ulza.

 

Bahkan, menurut dia, lahirnya Indonesia merupakan bagian dari gerakan politik kemerdekaan yang digelorakan dan dipelopori para tokoh Muhammadiyah. “Sukarno, Soedirman, Kasman Singodimejo, Kahar Muzakir, dan Ki Bagus Hadikusumo, merupakan tokoh-tokoh kemerdekaan Republik Indonesia berdarah Muhammadiyah,” kata dia.

=