Notification

×

Iklan

Iklan

Dosen FFs Uhamka kenalkan Penerapan Sustainable lifestyle di Masyarakat Perkotaan

29 Juli 2021 | Kamis, Juli 29, 2021 WIB | Last Updated 2021-07-29T03:33:42Z


Serambiupdate.com
Dalam sebuah kegiatan pengabdian masyarakat, tim dosen Fakultas Farmasi dan Sains (FFS) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA atau Uhamka adakan pelatihan menanam tanaman obat di lahan sempit dan pembuatan sabun ramah lingkungan kepada warga Rusun Rorotan RT 001 RW 014 atas kerjasama dengan LPPM Uhamka.

 

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Ahad pagi, 25 Juli 2021 secara daring melalui zoom meet dan dihadiri 25 orang warga perwakilan dari Dasawisma, Poktan, Bank Sampah, Jumantik, dan PKK karena situasi masih dalam kondisi pandemi Covid-19 dan PPKM maka kegitan ini terlaksana secara daring.

 

Kegiatan ini memiliki tujuan untuk mengenalkan Sustainable Lifestyle yang penting dilakukan oleh masyarakat perkotaan untuk memelihara lingkungan tempat tinggal, terutama di masa pandemi ini saat sebagian besar orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

 

Sustainable lifestyle atau gaya hidup berkelanjutan merupakan konsep pengembangan kehidupan yang mampu menyediakan kebutuhan hidup manusia untuk saat ini dan untuk generasi yang akan datang. Salah satu konsep hidup sustainable adalah dengan mendaur ulang (recycle) dan meminimalisir sampah (less waste). Namun tidak hanya itu, masih banyak lagi yang dapat dilakukan. Bagi warga Rusun Rorotan, walaupun tidak memiliki lahan di sekitar tempat tinggalnya, tetap dapat menanam tanaman di balkon atau depan pintu rumah dengan metode vertikultur ataupun menggunakan pot.

 

Tanaman obat banyak digunakan saat ini, karena banyak manfaatnya dalam rumah tangga, misal untuk bahan masakan dan membuat ramuan pemelihara imunitas. Manfaat untuk lingkungan sekitar rusun juga jelas, menghasilkan oksigen, mengurangi panas karena cuaca, dan memperindah lingkungan.

 

Tahyatul Bariroh M. Biomed selaku pemateri dan Dosen FFS Uhamka menjelaskan mengenai menanam tanaman obat di lahan sempit bahwa bidara, mint, murbei, dan rosemary dapat kita tanam sendiri di pot dengan teknik yang cukup mudah, sehingga tidak ada alasan sulit bagi kita dalam menanam tanaman ini”, jelasnya.

 

Masing-masing peserta juga diberikan berupa pot gantung sebagai salah satu media untuk menanam secara vertikultur dan beberapa tanaman obat berupa herba dan perdu yang pertumbuhannya cukup cepat, dapat diperbanyak dengan teknik yang cukup mudah, dan dapat tumbuh di lahan sempit atau terbatas seperti di balkon atau depan pintu rumah masing-masing unit rusun mereka.

 

Dilain pihak, apt Sofia Fatmawati MSi selaku pemateri dan dosen FFS Uhamka menjelaskan dalam pemaparannya bahwa “kegiatan rumah tangga penghasil limbah adalah mencuci. Mengapa demikian? Karena sebagian besar warga melakukan kegiatan cuci-mencuci dengan deterjen yang limbahnya sulit terurai oleh lingkungan. Menggunakan sabun ramah lingkungan (sabun tanpa SLS atau Sodium Lauryl Sulfate) untuk mandi dan mencuci baju dapat menjadi solusi,” tuturnya.

 

Ia menambahkan,  sabun tanpa SLS ini dapat di buat sendiri oleh warga dengan teknik cold processed menggunakan campuran berbagai jenis minyak, seperti minyak kelapa, minyak zaitun, dan bahkan minyak jelantah” tambah Sofia Fatmawati.

 

Minyak jelantah yang merupakan limbah rumah tanggapun dapat digunakan sebagai campurannya, dan akan memiliki nilai ekonomi lebih. Minyak jelantah sebelum digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, dapat dibersihkan dari bau dan kotoran menggunakan arang aktif.

  

Pada masa pandemi yang sudah berlangsung hampir 1,5 tahun ini penting untuk warga masyarakat terutama di DKI Jakarta mempunyai kegiatan positif yang dapat menyalurkan energi dan juga bermanfaat bagi lingkungan. Semakin banyak kegiatan yang dikerjakan di rumah saja, hingga kegiatan belanja online pun semakin meningkat. Kegiatan seperti ini ada dampaknya, yaitu menumpuknya sampah rumah tangga yang sebenarnya harus dipikirkan bersama-sama cara mengolahnya.

 

 Rindita MSi sebagai moderator dalam kegiatan ini turut memperkenalkan sustainable lifestyle kepada peserta berlangsung selama hampir 3 jam agar peserta lebih paham secara mendalam.

=